Spirochaeta dan Christispira
Spirochaeta memiliki ciri-ciri
anaerobik dan aerobik fakultatif serta dapat hidup bebas di
lingkungan akuatik seperti air dan lumpur sungai, danau, lautan, dan tambak. Contohnya adalah S. plicatilis yang banyak terdapat di air
tawar dan habitat lautan yang mengadung H2S. Contoh lainnya adalah S. stenostrepa dan S. aurantia. Sementara itu,Christispira tersebar pada beberapa
bentuk kristal dari hewan moluska seperti tiram dan kerang Apabila hewan moluska tersebut bergerak atau
berotasi maka kehadiran bakteri Christispira dapat diamati secara
langsung. Hal ini dikarenakan ukuran tubuhnya bakteri
tersebut tergolong cukup besar.
Treponema
Treponema adalah golongan spirochetes
yang bersifat anaerobik dan merupakan parasit pada manusia dan hewan
(disebut juga bakteri komensal) Contoh spesies Treponema adalah T. pallidum, T. denticola, T. primita, T. azotonutricium, T. saccharophilum, dan lainnya. T. pallidum merupakan penyebab penyakit
sifilis. Spesies ini berdiameter 0.2 µm, bersifat mikroaerofil, dan memiliki
sistem sitokrom. T. denticola merupakan salah satu bakteri komensal pada rongga mulut manusia
yang dapat memfermentasikan asama amino seperti sistein dan serin untuk pembentukan asam asetat, CO2,
NH3, dan H2S. Spesies T. saccharophilum dapat hidup pada organ
pencernaan ruminansia berupa rumen yang bersifat anaerob. Bakteri ini berperan dalam
konversi polisakarida tanaman menjadi asam lemak
volatil sebagai sumber energi hewan ruminansia. T. saccharophilum dapat memfermentasi pektin, pati, inulin, dan polisakarida tanaman lainnya.
Leptospira dan Leptonema
Hasil fotomikrograf dari
ginjal penderita leptospirosis.
Kedua genus ini terdiri dari
bakteri-bakteri aerob yang meneggunakan asam lemak rantai panjang, seperti asam oleat sebagai sumber karbon dan
donor elektron. Karakteristik Leptospira adalah tipis, melilit, dan biasanya salah
satu ujungnya membengkok membentuk kait. Hewan rodensia,
anjing, dan babi merupakan beberapa inang alami lepstopira. Contoh dari
Leptospira adalah L. biflexa yang merupakan sel bebas
dan L. interrogans yang merupakan
mikroorganisme parasit. Pada manusia, Leptospira dapat menyebabkan leptospirosis, yaitu suatu kelainan yang
disebabkan akumulasi bakteri ini di ginjal dan dapat menyebabkan gagal ginjal hingga kematian. Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh
melalui membran mukous, ataupun kulit. Setelah melakukan multiplikasi di
berbagai tempat dalam tubuh, bakteri tersebut akan terakumulasi di ginjal dan keluar dari tubuh melalui urin. Untuk
mengeliminasi bakteri ini dari ginjal, dapat dilakukan terapi menggunakan penisilin, streptomisin, atau tetrasiklin. Pencegahan penularan penyakit ini dapat dilakukan
dengan melakukan vaksinasi distemper-leptospira-hepatitis pada hwan peliharaan di
rumah.
Borrelia
Sebagian besar spesies Borrelia merupakan patogen pada hewan dan manusia. Salah satunya adalah B. recurrentis yang menyebabkan demam
kambuh (relapsing fever) pada manusia Penyakit ini ditularkan
melalui bantuan vektor berupa serangga seperi kutu di tubuh manusia. Spesies B. burgdorferi juga diketahui dapat
menyebabkan penyakit Lyme yang menginfeksi manusia
dan hewan melalui perantaraan kutu. Dalam industri peternakan,
Borrelia menjadi salah satu ancaman karena dapat menyerang hewan ternak seperti
burung, kuda, dan domba.
Komentar
Posting Komentar